Bahasa Ibu Jadi Perantara Ilmu Pendidikan di SD Daerah

Berita152 Dilihat

Selasa, 11 Juli 2023 – 18:08 WIB

Sumba – Di tengah gersangnya Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah kisah inspiratif seorang guru yang gigih menghadapi tantangan dalam mengajar di daerah kering tersebut. Ana Paji Jiara, seorang guru di SD Inpres Wunga, Desa Tanarara, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, telah memberikan dedikasi luar biasa selama bertahun-tahun.

Baca Juga :

Rp800 Juta Tabungan Siswa SDN Digondol Kepala Sekolah, Begini Kata OJK

Haharu yang merupakan kawasan terkering di utara Sumba Timur, hanya menerima hujan antara Januari hingga Maret. Selama sembilan bulan, warganya harus mengandalkan air yang dibeli dari truk tangki yang datang dari ibu kota kabupaten. Tanah gersang dan sinar matahari yang menyengat menjadi pemandangan sehari-hari.

Ana, lulusan SMA Kristen Payeti di Waingapu, memutuskan untuk mengajar di SD Inpres Wunga pada tahun 2004. Pada awalnya, dia hanya bersama dua guru lainnya di sekolah itu. Melihat kebutuhan akan pendidikan yang lebih baik, Ana dan tiga temannya bergabung untuk membantu mengajar.

Baca Juga :

FOTO: Puluhan Siswa SDN di Bojonegoro Belajar di Teras Tanpa Guru Selama Sepekan Lebih

“Waktu itu saya mau mengajar karena saya lihat hanya ada dua guru di sini. Saya kasihan juga lihat anak-anak. Mereka sudah datang jauh-jauh. Sementara saya hanya kerja bertani,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip VIVA Edukasi Selasa 11 Juli 2023.

Selain tantangan lingkungan, Ana juga harus menghadapi keterbatasan finansial. Honorariumnya setelah 16 tahun bekerja baru mencapai Rp1,9 juta. Dia mengandalkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tetapi terkadang pembayaran gaji tertunda. Meski demikian, semangatnya sebagai seorang pendidik tetap tidak pernah pudar.

Baca Juga :

Tragis, Ini Penyebab Puluhan Siswa SDN di Bojonegoro Belajar di Teras Tanpa Guru

Baca Juga  Mengenal Aplikasi Weton Jawa, Warisan Budaya Tanah Air

Keberhasilan Ana sebagai guru sesungguhnya tercapai ketika dia mendapatkan pendampingan dalam Program Literasi Dasar Berbahasa Ibu yang diselenggarakan oleh Yayasan Sulinama dengan dukungan dari Inovasi. Pelatihan ini memberinya pemahaman yang lebih baik tentang pedagogi dan pengajaran menggunakan bahasa daerah sebagai pengantar.

Halaman Selanjutnya

Dalam pengajarannya, Ana menggunakan bahasa Kambera, bahasa setempat, yang lebih dikenal oleh siswa. Dengan demikian, mereka menjadi lebih percaya diri dan mudah memahami pelajaran. Program ini telah meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan mereka kesempatan untuk berkembang secara akademik.

img_title



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *